INI adalah masalah klasik siswa SMA, pada saat penjurusan mereka dipusingkan dengan memilih jurusan yang akan menentukan masa depannya. IPA, IPS dan Bahasa menjadi pikiran utama di otak mereka, mungkin di banyak sekolah jurusan Bahasa sudah tidak dibuka lagi.
Sebenarnya apapun jurusan yang teman-teman pilih bukan menjadi masalah asalkan memang cocok bagi kita semua. Tapi masalahnya ‘Apakah kita tahu yang cocok bagi diri kita?’ Dalam menentukan sesuatu kita jangan memaksakan ego kita menguasai segalanya, tanyakan dan konsultasikan pada guru, wali kelas, BK, dan yang penting orang-tua.
Pandangan orang saat ini menganggap jurusan IPA lebih bagus dari IPS, hal itu wajar-wajar saja sebab IPA memiliki lebih banyak jalur menuju Perguruan Tinggi ketimbang IPS bahkan IPA-pun bisa masuk Jurusan IPS di PT nanti. Banyak lulusan IPA yang kuliah di Manajemen, Akuntansi, Politik, FIKOM, dsb. Kemudian hampir di semua sekolah anak-anak ‘pintar’-nya (yang mendapat rangking atas) masuk jurusan IPA dan yang masuk IPS biasanya yang mendapat rangking bawah. Dari alasan di atas maka wajarlah bila orang berpendapat bahwa IPA lebih bagus dari IPS.
Apakah seburuk itu IPS? Tidak, jurusan IPS dibuat pasti dengan tujuan tertentu. Di dalam jurusan IPS kita akan dididik berbagai ilmu sosial dan kemasyarakatan, kitapun akan dilatih agar menjadi manusia yang kritis dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Hal-hal seperti inilah yang tidak dimiliki oleh pelajar di Jurusan IPA.
Dalam kehidupan sehari-hari IPA dan IPS selalu hidup berdampingan dengan harmonis (Kaya apa aja). Guru IPS saya pernah bercerita bahwa sekitar tahun 80-an pemerintah akan membangun waduk di Madura maka didatangkanlah paraengineer dari ITB, ITS, UI, dsb. Tetapi karena para engineer tersebut tidak memiliki kemampuan sosial yang baik maka pada saat mereka akan membangun waduk tersebut ratusan warga Madura yang tanahnya terpakai datang dan membawa clurit untuk mencincang mereka, gagal-lah proyek tersebut. Dari peristiwa tersebut para ahli mulai sadar betapa pentingnya ilmu sosiologi dalam menghadapi masyarakat.
Teman-teman sekalian, jadi apapun jurusan yang kita pilih itu bagus tergantung dari bagaimana kita memanfaatkan dan mengkondisikan diri di jurusan tersebut, percuma masuk IPA tapi selalu mendapat nilai jelek dan hampir tidak naik kelas. Saya pernah mendengar dari teman IPS saya :
“Daripada menjadi ‘budak’ di IPA, Lebih baik menjadi ‘raja’ di IPS”.
Yah, apapun maksud dari perkataan itu tapi saya menyarankan pada kalian semua tolong jangan jadi ‘ LOSER‘. Yakinkan dalam hati kalian, ’saya memilih jurusan A karena saya ingin, bukan karena saya tidak masuk jurusan B’. Oke…??
0 comments
Post a Comment